APAKAH ADA BID'AH DI SURYALAYA?



Tulisan ini terinspirasi setelah membaca hidmat Ilmiah Manaqib Tuan Syekh Abdul Qodir Jailani Qs. di Pondok Pesantren Suryalaya. Salah satu kutipan ceramahnya adalah, "Apakah setelah mati basyarnya, kalian akan lari meninggalkan beliau ? Apakah setelah mati basyarnya, padahal ruhnya tidak mati dan ruhnya terus menjalankan peran kemursyidan, kalian akan lari meninggalkan Suryalaya? Apakah setelah Abah Anom mati basyarnya ruhnya tetap hidup dan terus menjalankan bimbingan ruhani terhadap qalbu-qalbu kita, kalian akan meninggalkan amaliah beliau? 
Apakah kalian akan manambah-nambah ajaran beliau? 
Apakah kalian merasa perlu mencari orang lain pengganti beliau? 
Apakah kalian akan meninggalkan Muhammad SAW hanya karena beliau terbunuh?".

Perdebatan di kalangan para Ulama seputar masalah Bid'ah sampai sekarang tidak ada habis-habisnya, sebagian mengatakan bid'ah adalah sesat, maka tempatnya di Neraka. Sebagian lagi mengatakan bid'ah terbagi menjadi dua, yaitu; Bid'ah Dholalah dan Bid'ah Hasanah. Baiklah mari kita cermati pengertian singkat tentang bid'ah berikut ini.

Sabda Rosulululloh Saw.: Artinya : Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid�ah, dan setiap bid�ah adalah sesat�. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].

Golongan Pertama
Berdasarkan hadist tersebut maka bid'ah (setiap) dikatakan sesat. Mengada-adakan sesuatu yang tidak ada di zaman Nabi Muhammad Saw.itu adalah bid'ah, contoh; doa qunut subuh, membaca usholli ketika memulai sholat, peringatan maulid, nuzul qur'an, sholat tarowih 20 rakaat, isro' mi'raj, dll. Bagi golongan ini melaksanakan hal tersebut haram hukumnya dan harus di "perangi", tidak boleh berkembang di dalam umat Islam. Kelompok ini diantaranya, adalah; paham wahabi yang berkembang di Arab, serta kelompok-kelompok lainnya seperti; 'hizbut tahrir', jamaah 'salafi', sebagian 'PKS', 'Persis', 'Muhammadiyah', dll. Tokoh utamanya ialah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan ulama pendukungnya. Mayoritas kelompok ini bermazhabkan Imam Ahmad Ibnu Hambal di bidang Fiqih.

Golongan Kedua
Mereka membagi pemahaman bid'ah menjadi dua, yaitu; bid'ah hasanah dan bid'ah dholalah. Bid'ah hasanah adalah sesuatu perkara yang baru namun perkara tersebut perkara yang baik (terpuji). Sedangkan bid'ah dholalah adalah sesuatu perkara yang baru namun bertentangan dengan ajaran pokok Islam (Syar'i). Kesimpulannya kelompok ini menerima bid'ah dalam kategori hasanah seperti disebut dalam contoh di atas dan menolak hal baru yang bertentangan dengan aqidah/syari'ah Islam. Kelompok ini adalah Ahlussunnah Waljamaah, seperti; NU, dan kelompok Thoriqoh dalam Tashowwuf (Sufi). Tokoh utamannya ialah Hujatul Islam Imam Ghazali, Syekh Abdul Qodir Jailani, dll. Umumnya kelompok ini bermazhabkan Imam Syafi'i di bidang Fiqih.

Berdasarkan penjelasan singkat tersebut di atas, maka dapat dipastikan pemahaman TQN Pondok Pesantren Suryalaya adalah berada dalam pemahaman yang kedua, yaitu memahami bid'ah dalam dua terminologi. Artinya TIDAK MEMBID'AHKAN SESUATU (AJARAN) YANG BARU setelah wafatnya GURU MURSYID.

Maka kalau ada yang berpendapat bahwa, ajaran Guru Mursyid terdahulu tidak boleh ditambah (diperbaharui) dan beranggapan telah sempurna untuk selamanya, paham tersebut menyalahi PEMAHAMAN BID'AH di kalangan AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH.

Sabda Rosululloh Saw. "Ulama adalah penurus para Nabi". Risalah akan terus berlanjut sampai hari kemudian, silih berganti, membimbing umat dari masa ke masa sesuai dengan masanya masing-masing.

Bibarokati ahli silsilah TQN PPS, wabil khusus Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul, Qs. Al Faatihah.....

Tafaku Pecinta Kesucian Jiwa
Januari 2015

Posting Komentar untuk "APAKAH ADA BID'AH DI SURYALAYA?"