Pada hari Minggu, 09 November 2014, di lingkungan kediamanku, kami membuka kembali majelis "Yasinan", setelah sekian lama vakum.
"Yasinan", adalah suatu kegiatan kerohanian dalam agama Islam yang telah membudaya di tengah-tengah masyarakat khususnya di Indonesia. Namun sebagian kecil masyarakat masih ada yang menganggap "Yasinan" ini adalah sesuatu yang baru dalam urusan agama (Bid'ah). Oleh karena itu, untuk menambah nilai ibadah dalam majelis "Yasinan" ini maka setelah pembacaan Surat Yaasiin berjamaah, al-Fakir memberikan Tausiyah (Hidmat Ilmiah).
Hidmat Ilmiah
Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Alhamdulillaah, wasshsholaatu wassalaamu 'alaa rosuulillaah, wa'alaa aalihii washohbihii wa man waalah. Ammaa ba'du. Asyhaduan laailaaha illallaah wahdahu laasyariikalahu wa-asyhaduannaa Muhammadan 'abduhuu warosuuluhu laanabiyya ba'da. Faqoola ta'alaa, a'udzubillahi minasyaithoonirrojiim bismillaahirrohmaanirrohiim, walaqod dzaroknaa lijahannama katsiran minal jinni wal insi lahum quluubul laayafqohuuna bihaa walahum a'yunul laa yubshiruuna bihaa walum aadzaanul laa yasma'uuna bihaa. Ulaaika kal-an'am balhum adhallu. Ulaaika humul ghoofiluun. Shadaqollaahul 'azhiim.
Hadirin Bapak-bapak jamaah sekalian,
Pertama dan yang paling utama, marilah kita senantiasa bersykur kepada Allah SWT., yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepada kita semua, sehingga dengan rahmat dan karunianya itu, kita masih diberikan kesempatan untuk hadir dalam majelis ini, yaitu majelis yasinan di lingkungan kita sekalian. Perlu diketahui bahwa dalam Islam itu ada hukum yang mengatur tentang perintah dan larangan, baik yang wajib maupun yang sunah, ialah yang dinmakan Syariat. Sedangkan Budaya adalah sesuatu kebiasaan yang terjadi dilingkungan masyarakat, contohnya yasinan sekarang ini. Budaya yasinan bukanlah syariat, sehingga ia bukanlah ibadah wajib, kalau ada yang menganggap yasinan ini adalah syariat, itulah yang keliru. Tetapi dalam majelis yasinan banyak mengandung nilai ibadah, seperti membaca al-Qur'an, silaturahmi, dan sedekah, apalagi kalau ditambah dengan majelis ilmu. Sehingga majelis yasinan adalah budaya didalam masyarakat dalam rangka mendekatkan diri kepada Alllah SWT. Karena budaya maka prinsip yang harus kita peganga adalah, "Selama budaya itu tidak ada dalil yang melarang, baik al-Qur'an maupun hadist maka budaya tersebut boleh untuk dilaksanakan".
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang shaleh hingga akhir zaman.
Hadirin jamaah rahimakumullaah...
Sebagai mana dalam mukadimah tadi, dimana Allah SWT., berfirman: walaqod, dan sesungguhnya, dzaroknaa, Kami jadikan (isi), lijahannama, untuk neraka jahannam, katsiiran, kebanyakan, minal jinni wal insi, dari Jin dan Manusia. Bapak-bapak yang dimulaikan Allah, sesungguhnya neraka jahannam itu benarlah adanya, dan janji Allah, bahwa isinya (bahan bakarnya) itu dari golongan Jin dan Manusia. Manusia yang bagaimana...?
Ulaaika humul ghafiluuna, mereka itulah orang-orang yang lalai. Yaitu orang yang senantiasa lupa, orang yang lupa ialah orang yang enggan untuk berdzikir.
Hadirin sidang jamaah yang berbahagia,
Maka dari itu pergunakanlah hati kita untuk senatiasa berdzikir kepada Allah, sebagaimana Firman-Nya, "Wadzkur Robbaka fii nafsika tadharruan wakhiifatan waduunal jahri..." (sebitlah nama Tuhanmu, fii nafsika-di dalam hatimu- dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan jangan mengeraskannya..). Dan pergunakanlah mata kita untuk hal-hal baik, juga pergunakanllah telinga kita untuk mendengarkan ayat-ayatNya ketika dibacakan. Manusia tidak ada yang luput dari dosa, maka perbanyaklah bertobat dengan memperbanyak memngucapkan rajanya istighfar, yaitu Laa ilaaha illallaah sebagaimana firman Allah di atas, ....wastaghfir lidzambika..... (mohon ampunlah atas dosa-dosa kalian) dengan kalimat Laa ilahaa illallaah.
Mudah-mudahan kita semua bukan tergolong hamba Allah yang menjadi isi daripada neraka Jahannam. Aamiin yaa Robbal 'alamiin.
Wabillaahi taufik wal hidayah, wassalaamu'alaikum wr. wb.
"Yasinan", adalah suatu kegiatan kerohanian dalam agama Islam yang telah membudaya di tengah-tengah masyarakat khususnya di Indonesia. Namun sebagian kecil masyarakat masih ada yang menganggap "Yasinan" ini adalah sesuatu yang baru dalam urusan agama (Bid'ah). Oleh karena itu, untuk menambah nilai ibadah dalam majelis "Yasinan" ini maka setelah pembacaan Surat Yaasiin berjamaah, al-Fakir memberikan Tausiyah (Hidmat Ilmiah).
Hidmat Ilmiah
Bismillaahirrohmaanirrohiim...
Alhamdulillaah, wasshsholaatu wassalaamu 'alaa rosuulillaah, wa'alaa aalihii washohbihii wa man waalah. Ammaa ba'du. Asyhaduan laailaaha illallaah wahdahu laasyariikalahu wa-asyhaduannaa Muhammadan 'abduhuu warosuuluhu laanabiyya ba'da. Faqoola ta'alaa, a'udzubillahi minasyaithoonirrojiim bismillaahirrohmaanirrohiim, walaqod dzaroknaa lijahannama katsiran minal jinni wal insi lahum quluubul laayafqohuuna bihaa walahum a'yunul laa yubshiruuna bihaa walum aadzaanul laa yasma'uuna bihaa. Ulaaika kal-an'am balhum adhallu. Ulaaika humul ghoofiluun. Shadaqollaahul 'azhiim.
Hadirin Bapak-bapak jamaah sekalian,
Pertama dan yang paling utama, marilah kita senantiasa bersykur kepada Allah SWT., yang telah memberikan berbagai kenikmatan kepada kita semua, sehingga dengan rahmat dan karunianya itu, kita masih diberikan kesempatan untuk hadir dalam majelis ini, yaitu majelis yasinan di lingkungan kita sekalian. Perlu diketahui bahwa dalam Islam itu ada hukum yang mengatur tentang perintah dan larangan, baik yang wajib maupun yang sunah, ialah yang dinmakan Syariat. Sedangkan Budaya adalah sesuatu kebiasaan yang terjadi dilingkungan masyarakat, contohnya yasinan sekarang ini. Budaya yasinan bukanlah syariat, sehingga ia bukanlah ibadah wajib, kalau ada yang menganggap yasinan ini adalah syariat, itulah yang keliru. Tetapi dalam majelis yasinan banyak mengandung nilai ibadah, seperti membaca al-Qur'an, silaturahmi, dan sedekah, apalagi kalau ditambah dengan majelis ilmu. Sehingga majelis yasinan adalah budaya didalam masyarakat dalam rangka mendekatkan diri kepada Alllah SWT. Karena budaya maka prinsip yang harus kita peganga adalah, "Selama budaya itu tidak ada dalil yang melarang, baik al-Qur'an maupun hadist maka budaya tersebut boleh untuk dilaksanakan".
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarganya, sahabatnya dan umatnya yang shaleh hingga akhir zaman.
Hadirin jamaah rahimakumullaah...
Sebagai mana dalam mukadimah tadi, dimana Allah SWT., berfirman: walaqod, dan sesungguhnya, dzaroknaa, Kami jadikan (isi), lijahannama, untuk neraka jahannam, katsiiran, kebanyakan, minal jinni wal insi, dari Jin dan Manusia. Bapak-bapak yang dimulaikan Allah, sesungguhnya neraka jahannam itu benarlah adanya, dan janji Allah, bahwa isinya (bahan bakarnya) itu dari golongan Jin dan Manusia. Manusia yang bagaimana...?
- Lahum quluubun, mereka mempunyai hati, laa yafqohuuna bihaa, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah). Hadirin jamaah rahiimakumullaah, maka dari itu hati kita harus senantiasa di isi dengan dzikrullaah, dzikir kepada Allah (dzikir khafi), agar hati kita tidak mengeras bagaikan batu, yang akhirnya ia sulit untuk memahami ayat-ayat Allah.
- Walahum a'yunun, dan mereka mempunyai mata, laayubshiruuna bihaa, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah). Seperti contohnya, punya mata tetapi tidak digunakan untuk membaca al-Qur'an misalnya, malah banyak dipergunakan untuk melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah, maka beruntunglah kita pada malam hari ini, mata ini kita pergunakan untuk membaca ayat-ayat Allah, yaitu surat Yasiin.
- Walahum aadzaanun, dan mereka mempunyai telinga, laayasma'uuna bihaa, (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka mempunyai telinga, tetapi tidak senang atau bahkan benci ketika mendengar orang membaca Laa ilaaha iillallaah, padahal kalimat itu adalah ayat al-Qur'an. Di dalam Surat Muhammad (surat ke-47), ayat 19, Allah SWT. berfirman, "Fa'lam (maka ketahuilah) annahuu (bahwa sesungguhnya) laa ilaaha illallaah (tiada Tuhan selain Allah) wastaghfir lidzambika (dan mohon ampunlah bagu dosamu) walilmu'miniina wal mu'minaat (dan bagi dosa-dosa orong mukmin laki-laki dan perempuan....."). Dan Firman Allah SWT. dalam Surat Al A'raf (surat ke-7) ayat 204, "Waidzaa quri-alquraanu, fastami'uu lahuu, (dan apabila dibacakan al-quraan, maka dengarkanlah dengan baik). wa-anshituu (dan perhatikanlah dengan tenang), la'allakum turhamuun (agar kamu mendapat rahmat)...."
Ulaaika humul ghafiluuna, mereka itulah orang-orang yang lalai. Yaitu orang yang senantiasa lupa, orang yang lupa ialah orang yang enggan untuk berdzikir.
Hadirin sidang jamaah yang berbahagia,
Maka dari itu pergunakanlah hati kita untuk senatiasa berdzikir kepada Allah, sebagaimana Firman-Nya, "Wadzkur Robbaka fii nafsika tadharruan wakhiifatan waduunal jahri..." (sebitlah nama Tuhanmu, fii nafsika-di dalam hatimu- dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan jangan mengeraskannya..). Dan pergunakanlah mata kita untuk hal-hal baik, juga pergunakanllah telinga kita untuk mendengarkan ayat-ayatNya ketika dibacakan. Manusia tidak ada yang luput dari dosa, maka perbanyaklah bertobat dengan memperbanyak memngucapkan rajanya istighfar, yaitu Laa ilaaha illallaah sebagaimana firman Allah di atas, ....wastaghfir lidzambika..... (mohon ampunlah atas dosa-dosa kalian) dengan kalimat Laa ilahaa illallaah.
Mudah-mudahan kita semua bukan tergolong hamba Allah yang menjadi isi daripada neraka Jahannam. Aamiin yaa Robbal 'alamiin.
Wabillaahi taufik wal hidayah, wassalaamu'alaikum wr. wb.
Posting Komentar untuk "UNTAIAN MUTIARA MAJELIS "YASINAN""