REPORTASE DARI ISTANBUL TURKY HARI KE-1



Hari-1 : Selasa,21-10-'14 : ISTANBUL. Pukul 13.30 Wkt Turki.
Tiba di Bandara Internasional ATTATRUK, Turkey. Sudah menanti Abah & rombongan yang mulia Syaikh Muhammad Fadhil Al-Jailani, salah seorang Anak Turun Tuan Syekh Abd Qodir Jailani. Ini adalah pertemuan ke 3 beliau dengan Abah Aos, stelah 2 kali beliau hadir di Pesantren Sirnarasa dan Jagat Arsy.
Beliau bermukim di negara Turkey, dengan memfokuskan diri melacak naskah-naskah Tuan Syekh. Karya yang sudah berhasil selesaikan dan terbitkan adalah Tafsir Al Jailani (6 jilid), Mukhtashor Ushuluddin (1 jilid), dan lain-lain.
Dari bandara Attatruk, Abah Aos & Rombongan mengunjungi HIPPODROME SQUARE dan BLUE MOSQUE untuk sholat Ashar dan melaksanakan Manaqib. Syekh Fadhil Al Jailani ikut mengiringi.
Blue Mosque atau Masjid Biru. Iya, dari Masjid Biru di Pondok Indah 1 minggu yang lalu menuju Masjid Biru di kota Istanbul.
Hippodrome artinya "Jalur Kuda". Dinamakan demikian karena ditempat itu pada zaman kekaisaran Byzantium dijadikan arena pacuan kuda.
Pada tahun 600 H/1240 M, pacuan kuda dibubarkan dan Hippodrome dihancurkan pasukan Salib. Kawasan Hippodrome kembali diaktifkan pada saat Istanbul dikuasai Kekhalifaan Utsmani. Pada waktu itu, yang tersisa dari bangunan asli Hippodrome hanyalah tiga monumen, yakni Obelisk Mesir (Dikilitas) yang dibuat oleh Fir'aun bernama Thutmosis III untuk menghormati dewa matahari Ra. Selanjutnya, pada tahun 390 M, Obelisk dihadiahkan oleh seorang gunernur Alexandria kepada kaisar Thedosius I untuk menghiasi bagian tengah Hippodrome. Monumen tersisa lainnya adalah Tiang Serpent dan Tiang Constantie.
Hippodrome penuh dengan patung-patung dewa, kaisar dan pahlawan, diantaranya Heracles oleh Lysippos, Romulus dan Remus dengan srigala dan The Serpent Kolom dari tripod Plataean.
Adapun BLUE MOSQUE atau Masjid Biru. Dinamakan demikian karena kubah penutupnya berwarna biru.
Masjid Biru dibangun oleh Sultan Ahmed I tahun 1690 M dan selesai pada 1612 M. Sang Sultan membangun masjid bermenara enam ini untuk menandingi bangunan Hagia Shofia buatan kaisar Bizantiun, yaitu Constantin I.
Konon, karena jumlah menaranya sama dengan menara Masjidil Haram di Mekkah saat itu, Sultan Ahmed mendapat kritikan tajam sehingga akhirnya beliau menyumbangkan biaya pembuatan menara ketujuh untuk Masjidil Haram.
Dari luar, tampaknya tak ada alasan karya arsitek Mehmet Aga ini disebut dengan nama Masjid Biru. Barulah setelah kita masuk ke dalam, tampak bahwa interior masjid ini dihiasi 21.000 keramik dari Iznik berwarna biru, hijau, ungu dan putih.
# Bermalam di Hotel Hilton, Istanbul.
Sumber : KH. Irfan Zidny, Wakil Talkin Abah Aos.

Posting Komentar untuk "REPORTASE DARI ISTANBUL TURKY HARI KE-1"