Alhamdulillah, bersama dengan Abah Aos tashawuf kita adalah nyata bukan hanya sebatas angan-angan.
SEKARANG Tashawuf kita adalah NYATA, semua sudah mendapatkan bagiannya, sabda pengersa Abah, "Sudah sama.. kita, tidak ada yang beda", semua murid masing-masing merasa paling dekat, paling diperhatikan oleh pengersa Abah, sabda pengersa Abah, "Jauh bukan kilometer, dekat bukan milimeter".
SEKARANG sudah tidak ada sekat-sekat "hierarki", Thoriqoh kita adalah Zawiyah sudah bukan organisasi, sudah tidak ada lagi "Abah-abahan". Sabda pengersa, "MTQN PPS bukan yayasan atau organisasi masyarakat (ormas) atau organisasi sosial politik (orsospol) yang berbadan hukum. MTQN PPS tidak memiliki legalitas formal".
SEKARANG, pembantu Khusus merasa murid, wakil Talqin merasa murid, Muballigh merasa murid, pemangku Manaqib (sesepuh) merasa murid, ikhwan merasa murid, akhwat merasa murid. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Sabda pengersa, "Profesor, ini! Doktor, ini!, Kopral, ini!, Jenderal, ini!, semua sama!".
SEKARANG, tinggal bersyukur saja, sabda pengersa, "Wajib mensyukuri nikmat. Tidak ada syukur nikmat sunat, sekecil apapun. Terima kasih itu tanda syukur dengan bahasa kita".
Sabda pengersa Abah, "Barokah bukan besok, yang kemaren sudah lewat, ini barokah! Alhamdulillaah. Pertolongan Alloh, pertolongan Rosul, pertolongan para Nabi, pertolongan Wali-wali Mursyid, pertolongan para Wali. Bukan nanti, ini bukti pertolongan! Alhamdulillaah. Kita mampu memanfaatkan sisa waktu kita. Yang kemaren sudah tidak ada, yang besok belum tentu, sisa waktu kita hanya SEKARANG! Jangan mikir yang nanti, SEKARANG jadi orang baik! Besok mah tidak perlu jadi orang baik, SEKARANG saja".
Hendaklah hal ini menjadi kesadaran dari semua murid-murid Abah.
Bukankah kita semua sudah mendapatkan bagiannya masing-masing?
Bukankah kita semua sudah mendapatkan perhatian dari Abah?
Abah senantiasa menatap seluruh murid-muridnya.
Abah telah memberi sesuai dengan keinginan dari masing-masing muridnya.
Semua sudah mendapatkan bagiannya masing-masing.
Yang mau jadi kyai, sudah...
Yang mau jadi ustadz, sudah...
Yang mau jadi wakil talkin, sudah...
Yang mau lancar usaha, sudah....
Yang mau naik jabatan, sudah...
Yang mau sehat, sudah...
Yang mau menikah, sudah...
Yang mau mempunyai keturunan, sudah...
Yang mau dimudahkan segala urusannya, sudah...
Yang mau bebas dari kesulitannya, sudah...
Yang mau memiliki madrasah, sudah...
Yang mau sembuh dari sakitnya, sudah...
Yang mau dimudahkan segala urusannya, sudah...
Yang mau jadi pengawal abah, sudah...
Yang mau jadi sakti, sudah...
Yang mau jadi pengurus yayasan, sudah...
Yang mau menjadi pendidik di sekolah, sudah...
Yang mau mempunyai lembaga pendidikan, sudah...
Yang mau terkenal di bumi, sudah...
Yang mau terkenal di langit, sudah...
Yang mau terkenal di langit dan di bumi juga sudah...
Yang mau ingin mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, sudah...
Yang mau rajin ibadah, sudah...
Yang mau jadi haji, sudah...
Bahkan yang maunya hanya abah saja, sudah...
Yang mau.........., sudah...
Sampai yang maunya hanya Alloh saja, juga sudah...
Tinggal bersyukur saja kepada Alloh kata Abah....
Semua murid adalah sama dalam pandangan Abah, tidak itu wakil talkin, tidak itu pemangku manaqib, tidak itu mubaligh/da'i, tidak itu cendikiawan, tidak itu pejabat, tidak itu orang tua, tidak itu orang muda, tidak itu perempuan, tidak itu laki-laki, tidak itu yang kaya, tidak itu yang miskin, tidak itu yang sehat, tidak itu yang sakit, .....
Semuanya adalah Ikhwan bagi Abah, dengan doanya, "Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Alloh SWT. kebahagiaan yang kekal dan abadi.......".
"Bukan mudah-mudah, bukan semoga, bukan akan, tetapi SUDAH", kata Abah.
Terima kasih Abah, sepenuh isi langit dan bumi...:)
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
14 Dzulhijah 1435 H / 09 Oktober 2014
SEKARANG Tashawuf kita adalah NYATA, semua sudah mendapatkan bagiannya, sabda pengersa Abah, "Sudah sama.. kita, tidak ada yang beda", semua murid masing-masing merasa paling dekat, paling diperhatikan oleh pengersa Abah, sabda pengersa Abah, "Jauh bukan kilometer, dekat bukan milimeter".
SEKARANG sudah tidak ada sekat-sekat "hierarki", Thoriqoh kita adalah Zawiyah sudah bukan organisasi, sudah tidak ada lagi "Abah-abahan". Sabda pengersa, "MTQN PPS bukan yayasan atau organisasi masyarakat (ormas) atau organisasi sosial politik (orsospol) yang berbadan hukum. MTQN PPS tidak memiliki legalitas formal".
SEKARANG, pembantu Khusus merasa murid, wakil Talqin merasa murid, Muballigh merasa murid, pemangku Manaqib (sesepuh) merasa murid, ikhwan merasa murid, akhwat merasa murid. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Sabda pengersa, "Profesor, ini! Doktor, ini!, Kopral, ini!, Jenderal, ini!, semua sama!".
SEKARANG, tinggal bersyukur saja, sabda pengersa, "Wajib mensyukuri nikmat. Tidak ada syukur nikmat sunat, sekecil apapun. Terima kasih itu tanda syukur dengan bahasa kita".
Sabda pengersa Abah, "Barokah bukan besok, yang kemaren sudah lewat, ini barokah! Alhamdulillaah. Pertolongan Alloh, pertolongan Rosul, pertolongan para Nabi, pertolongan Wali-wali Mursyid, pertolongan para Wali. Bukan nanti, ini bukti pertolongan! Alhamdulillaah. Kita mampu memanfaatkan sisa waktu kita. Yang kemaren sudah tidak ada, yang besok belum tentu, sisa waktu kita hanya SEKARANG! Jangan mikir yang nanti, SEKARANG jadi orang baik! Besok mah tidak perlu jadi orang baik, SEKARANG saja".
Hendaklah hal ini menjadi kesadaran dari semua murid-murid Abah.
Bukankah kita semua sudah mendapatkan bagiannya masing-masing?
Bukankah kita semua sudah mendapatkan perhatian dari Abah?
Abah senantiasa menatap seluruh murid-muridnya.
Abah telah memberi sesuai dengan keinginan dari masing-masing muridnya.
Semua sudah mendapatkan bagiannya masing-masing.
Yang mau jadi kyai, sudah...
Yang mau jadi ustadz, sudah...
Yang mau jadi wakil talkin, sudah...
Yang mau lancar usaha, sudah....
Yang mau naik jabatan, sudah...
Yang mau sehat, sudah...
Yang mau menikah, sudah...
Yang mau mempunyai keturunan, sudah...
Yang mau dimudahkan segala urusannya, sudah...
Yang mau bebas dari kesulitannya, sudah...
Yang mau memiliki madrasah, sudah...
Yang mau sembuh dari sakitnya, sudah...
Yang mau dimudahkan segala urusannya, sudah...
Yang mau jadi pengawal abah, sudah...
Yang mau jadi sakti, sudah...
Yang mau jadi pengurus yayasan, sudah...
Yang mau menjadi pendidik di sekolah, sudah...
Yang mau mempunyai lembaga pendidikan, sudah...
Yang mau terkenal di bumi, sudah...
Yang mau terkenal di langit, sudah...
Yang mau terkenal di langit dan di bumi juga sudah...
Yang mau ingin mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, sudah...
Yang mau rajin ibadah, sudah...
Yang mau jadi haji, sudah...
Bahkan yang maunya hanya abah saja, sudah...
Yang mau.........., sudah...
Sampai yang maunya hanya Alloh saja, juga sudah...
Tinggal bersyukur saja kepada Alloh kata Abah....
Semua murid adalah sama dalam pandangan Abah, tidak itu wakil talkin, tidak itu pemangku manaqib, tidak itu mubaligh/da'i, tidak itu cendikiawan, tidak itu pejabat, tidak itu orang tua, tidak itu orang muda, tidak itu perempuan, tidak itu laki-laki, tidak itu yang kaya, tidak itu yang miskin, tidak itu yang sehat, tidak itu yang sakit, .....
Semuanya adalah Ikhwan bagi Abah, dengan doanya, "Semoga ada dalam kebahagiaan, dikaruniai Alloh SWT. kebahagiaan yang kekal dan abadi.......".
"Bukan mudah-mudah, bukan semoga, bukan akan, tetapi SUDAH", kata Abah.
Terima kasih Abah, sepenuh isi langit dan bumi...:)
Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa
14 Dzulhijah 1435 H / 09 Oktober 2014
Posting Komentar untuk "Tashawuf Kita Adalah Nyata Bukan Angan-Angan"