Penjelasan Tentang Amaliyah Manaqib TQN PPS

Salah satu pengamalan dalam ajaran Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah Pondok Pesantren Suryalaya adalah MANAQIB yang dilaksanakan setiap sebulan sekali.

Apa itu Manaqib?

Penting para Ikhwan mengetahui apa itu Manaqib? Jangan sampai tidak dapat menjelaskan jika ia ditanya mengapa harus ada Manaqib. Ikhwan harus mampu untuk menjelaskan kedudukan Manaqib dalam ajaran Islam. Sehingga dengan mengetahui dasar-dasar hukum pelaksanaan Manaqib maka diharapkan kita mampu untuk menepis pandangan-pandangan yang keliru tentang pelaksanaan Manaqib.

Pengertian Manaqib dari Segi Bahasa

Kata-kata manaqib itu adalah bentuk jamak dari mufrod manqobah, yang di antara artinya adalah cerita kebaikan amal dan akhlak perangai terpuji seseorang.
Jadi membaca manaqib, artinya membaca cerita kebaikan amal dan akhlak terpujinya seseorang. Kata-kata manaqib hanya khusus bagi orang-orang baik mulia, seperti manaqib Umar bin Khottob, manaqib Ali bin Abi Tholib, manaqib Syeikh Abdul Qodir al-Jilani, dan lain sebagainya. Kata-kata manaqib tidak boleh dan tidak benar kalau dipakai untuk riwayat orang-orang yang zholim.

Pengertian Manaqib dari Segi Metode

Manaqib adalah suatu metode/pengajaran yang disusun oleh Ulama/Syekh untuk membina dan membimbing murid-murid dalam melaksanakan ajaran Thoriqoh dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tujuan Melaksanakan Manaqib 

Tujuan melaksanakan manaqib adalah untuk meningkatkan amal ibadah kepada Alllah SWT. dengan cara; mencintai dan memuliakan para orang sholeh (Auliya Allah) dengan maksud untuk meneladani/mencontoh amal sholehnya.

Susunan Acara Manaqib TQN Pondok Pesantren Suryalaya
  1. Pembukaan, diawali dengan pembacaan surat Al Fatihah yang ditujukan kepada :
    • Para Ahli Silsilah (Guru Mursyid), dengan doa dan harapan agar senantiasa sehat wal'afiyat, dipanjangkan usia, ditambah karomah-Nya dalam rangka membimbing dan mengayomi seluruh ikhwan TQN PPS.
    • Pimpinan Negara, dengan doa dan harapan agar bertambah kemuliaan dan keagungannya supaya dapat melindungi dan membimbing seluruh rakyat dalam keadaan aman, adil dan makmur dhohir maupun bathin.
    • Untuk para Ikhwan yang sedang mendapatkan musibah berupa sakit yang dideritanya dan cobaan lainnya dengan doa dan harapan semoga disembuhkan penyakitnya.
  2. Pembacaan ayat suci Al Qu'an
  3. Pembacaan Tanbih
  4. Tawasul
  5. Pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Jaelani
  6. Da�wah/Tabliqul Islam oleh Mubaligh Pondok Pesantren Suryalaya
  7. Pembacaan Sholawat Bani Hasyim 3 (tiga) kali
Hikmah Manaqib
  1. Silaturahmi, dimana pada saat acara manaqib ini berkumpul para ikhwan, mubaligh/da'i pembina, dan terutama silaturahmi dengan Mursyid. Dengan melaksanakan manaqib maka kita telah melaksanakan perintah dari Allah SWT. berikut ini dalilnya;
    • Memutus tali silaturahmi adalah sesuatu yang dilarang oleh agama Islam. Dalam Q.S an-Nisa� ayat 1 Allah berfirman,�Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-namaNya, kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi". Dalam kitab Ahkam al-Qur�an-nya, Ibnu al-Arabi menafsirkan ayat ini dengan: �Takutlah kepada Allah untuk berdosa kepada-Nya dan takutlah untuk memutus tali silaturahmi�.
  2. Doa, pada saat melaksanakan manaqib, didalamnya dipanjatkan doa-doa, sehingga dengan demikian kita telah melaksanakan perintah Allah SWT. berikut ini dalilnya;
    • Surat Al-A'r�f ayat 55-56 Artinya: "Mohonlah (berdoalah) kamu kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasanya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas; dan janganlah kamu berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kamu kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat dekat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan)."
    • Surah Al-Baqarah ayat 186. Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk." 
    • Surah Al-Mu'min, ayat 60. Artinya: "Dan berfirman Tuhanmu "Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa) mu itu."
    • Surah Al-A'r�f, ayat 180: Artinya: "Dan Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah (Al-Asm�'u al-Husn�), maka memohonlah kamu kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu."
    • Surah Al-Isr�', ayat 110. Artinya: "Katakanlah olehmu hai Muhammad: berdoalah (pujilah) akan Allah atau berdoalah (pujilah), akan Ar-Rahm�n (Maha penyayang)."
    • Surah Y�n�s, ayat 10. Artinya: "Doa (percakapan) mereka di dalamnya (surga), adalah All�humma (Mahasuci Engkau wahai Tuhan)."
  3. Membaca Al Qur'an, juga pada saat manaqib kita semua membaca al Qur'an. Berarti kita juga telah melaksanakan perintah Allah SWT. Berikut ini dalilnya;
    • Allah SWT berfirman, yang artinya �Dan bacalah Al-Qur�an itu dengan perlahan/tartil [QS:Al-Muzzammil :73).
    • Allah SWT berfirman, yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, apabila disebut (nama) Allah, gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka kerana-Nya dan kepada Allah lah mereka bertawakkal." (Surah Al Anfaal ayat 2)
    • Allah berfirman, yang artinya "Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah dengan baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat". (Surah Al A'raaf ayat 204)
    • Dari Abu Umamah Al-bahili ra, dia berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bacalah Al Qur'an. Karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafa�t kepada para pembacanya." (HR Muslim)
  4. Tanbih/Wasiat, pada saat manaqib dibacakan Tanbih/pesan dari Syekh Abdullah Mubaroq bin Nur Muhammad ra. (Abah Sepuh), dengan demikian kita telah mendengarkan nasihat dari 'Ulama Warosatul Anbiya. Berikut ini dalilnya;
    • Allah SWT. berfirman, yang artinya "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberikan wejangan: �Wahai anakku, janganlah kau sekutukan Allah. Sesungguhnya perbuatan menyekutukan Allah (syirik) itu kedzaliman yang sangat besar.� (Luqman: 13).
    • Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'kub. (Ibrahim berkata):"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (QS. al-Baqarah :132)
    • Rasulullah shalallahu �alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada hak seorang muslim yang memiliki sesuatu yang dia ingin berwasiat padanya yang tertahan dua malam kecuali wasiatnya ditulis di sisinya." (HR. Bukhori dan Muslim).
  5. Tawasul, yaitu menghubung-hubungkan ruh kita kepada ruh para ahli silsilah agar dapat wushul kepada Allah SWT. Berikut ini dalilnya;
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.(Q.S Al Maaidah : 35)
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, "Mereka berkata: �Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)� (Q.S Yusuf : 97)
    • Ya�qub berkata: �Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang�. (Q.S Yusuf : 98)
  6. Riwayat, membacakan riwayat orang sholeh dengan maksud untuk diteladani sangatlah bermanfaat (kifarat terhadapa dosa), berikut ini dalilnya;
    • Melaksanakan manaqib dengan tujuan untuk mendekati Allah dengan cara mendekati orang-orang yang dicintai Allah adalah sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Luqman: 15: �.... dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.�
    • Tafsir al Qurthuby mengartikan �anaba ilayya� kembali kepada-Ku (Allah SWT) yaitu kembali kepada jalan para Nabi dan orang-orang sholeh. Dengan demikian maka mengikuti jalan orang-orang sholeh apalagi para ulama dan aulia merupakan anjuran Allah dan Rasul-Nya. �Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.� (Yunus: 62)
    • Dalam Al-Quran dikatakan: "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar". (At-Taubat 100). 
    • Rasulullah Saw.bersabda: �Barangsiapa membuat sejarah orang mukmin (yang sudah meninggal) sama saja ia telah menghidupkannya kembali.Dan barangsiapa membacakan sejarahnya seolah-olah ia sedang mengunjunginya.Maka Allah akan menganugerahinya ridhaNya dengan memasukkannya di surga.�
    • �Ketahuilah seyogyanya bagi setiap muslim yang mencari keutamaan dan kebaikan,agar ia mencari berkah dan anugerah serta terkabulnya doa dan turunnya rahmat di depan para wali,di majelis-majelis dan perkumpulan mereka,baik masih hidup ataupun sudah mati,di kuburan mereka ketika mengingat mereka,dan ketika orang banyak berkumpul dalam menziarahi mereka,dan pembacaan riwayat hidup mereka (manaqiban).� (Dalam kitab Jala� adz-Dzulam �ala �Aqidat al-�Awam).
  7. Shalawat, didalam majelis manaqib juga banyak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. sebagaimana dalilnya;
    • Allah SWT. berfirman yang artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya".
    • Hadist yang artinya: "Saya mendengar Nabi Saw. Bersabda janganlah kamu menjadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan, dan janganlah kamu menjadikan kuburanku sebagai per-sidangan hari raya. Bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu sampai kepadaku dimana saja kamu berada." (HR. Al-Nas�'i, Ab� D�ud dan dishahihkan oleh Al-Naw�w�).
  8. Tholabul 'Ilmi, juga didalam majelis manaqib ada hidmat ilmiah, yaitu ceramah agama Islam oleh Mubaligh/Da'i pembinan, sebagaimana dalilnya;
    • Allah SWT berfirman yang artinya, �Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: �Berlapang-lapanglah dalam majlis.� maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: �Berdirilah kamu.� maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.� (Q.S. al-Mujadilah: 11).
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama?" (QS. At-Taubah:122)
    • Rosulullaah SAW. bersabda yang artinya, "Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam" (Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik).
    • Imam Syafii (Rahimahullahu Ta'ala) berkata, "Barang siapa yang tidak cinta terhadap ilmu, maka tidak ada kebaikan padanya; dan janganlah di antara kamu dengannya terjalin hubungan intim dan tidak perlu kenal dengannya, sebab orang yang tidak mau belajar ilmu, tentu ia tidak akan mengetahui cara-cara beribadah dan tidak akan melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan-ketentuannya. Seandainya ada seseorang yang beribadah kepada Allah Swt. seperti ibadahnya para malaikat di langit, tetapi tanpa dilandasi dengan ilmu, maka ia termasuk orang-orang yang merugi." (Dikutip dari kitab 'Ilajul Amradlir Radiyyah, hamisy kitab 'Fawaidul Makkiyyah', halaman 14-15).
  9. Shodaqoh; baik dengan hartanya, ilmunya, dan tenaganya. Dalilnya;
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, �Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Alloh, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Alloh), Maka Alloh akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Alloh menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.� (Al-Baqoroh : 245).
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, �Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.� (Al-Baqoroh : 274).
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, �Maka bertakwalah kamu kepada Alloh menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Alloh pinjaman yang baik, niscaya Alloh melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. dan Alloh Maha pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.� (At-Taghobun : 16-17)
    • Allah SWT. berfirman yang artinya, �Katakanlah: �Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)�. dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Alloh akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.� (Saba� : 39).
    • Rosullullah SAW. bersabda yang artinya, �Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.� (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
    • Rosullullah SAW. bersabda yang artinya, �Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.� (HR. Bukhari no. 1421).
Kesimpulan 
  • Jadi dengan mengikuti pembacaan manaqib Insya Allah merupakan salah satu jalan tempuh untuk memperoleh rahmat dan karunia Allah SWT. dengan cepat. Sebab dengan manaqib ini kita dapat mengenal, memahami, serta menyelami karakter serta sifat-sifat wali Allah yang tujuan akhirnya adalah untuk diteladani.
  • Dengan melaksanakan manaqib maka kita telah melaksanakan berbagai ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. dan Rosul-Nya.
Demikianlah penjelasan singkat tentang amaliyah manaqib TQN PPS yang saya susun dari berbagai sumber.
Wallaahu'alam bishshowab.

Posting Komentar untuk "Penjelasan Tentang Amaliyah Manaqib TQN PPS"